Selasa, 22 November 2011

LANDASAN KONSEPTUAL MEDIA PEMBELAJARAN DAN SUMBER BELAJAR ( PENDAHULUAN )

“ Mereka memang bersandar kepada kamu tetapi bukan milikmu,
kamu bisa memberikan tempat bagi raganya tetapi bukan
untuk jiwanya ! “
( Motto )




PERTEMUAN V
( Pendalaman )
Pertemuan V dan seterusnya merupakan Pendalaman
dari Pertemuan I,II,II dan IV dengan memadukan beberapa Pendapat / Teori dari para Pakar / Ilmuwan Pendidikan
agar dapat menambah  wawasan yang lebih luas
tentang  Media Pembelajaran SD dan Sumber Belajar

LANDASAN KONSEPTUAL
MEDIA PEMBELAJARAN DAN SUMBER BELAJAR

PENDAHULUAN
Menurut Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Undang-undang Nomor 2 tahun 1989 ini disusun dengan menggunakan paradigma Behavioristik, yang memberikan konsep bahwa belajar merupakan transmisi pengetahuan dari expert ke novice, sehingga siswa seakan hanya menjadi  obyek dalam proses pembelajaran.
Akhirnya dengan munculnya paradigma konstruktivisme yang memberikan pendekatan konsep bahwa belajar merupakan hasil konstruksi sendiri ( pebelajar ) sebagai hasil interaksinya terhadap lingkungan, maka keluarlah Undang- undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas yang menegaskan bahwa Definisi Pendidikan adalah : “ Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara “
Pengkonstruksian pemahaman dalam ivent belajar dapat melalui proses asimilasi atau akomodasi. Secara hakiki,asimilasi dan akomodasi terjadi sebagai usaha pebelajar untuk menyempurnakan atau mengubah pengetahuan yang telah ada di benaknya (Heinich, et.al., 2002). Pengetahuan yang telah dimiliki oleh pebelajar sering pula diistilahkan sebagai prakonsepsi.
-    Proses asimilasi terjadi apabila terdapat kesesuaian antara pengalaman baru dengan prakonsepsi yang dimiliki pebelajar.
-    Proses akomodasi adalah suatu proses adaptasi, evolusi, atau perubahan yang terjadi sebagai akibat pengalaman baru pebelajar yang tidak sesuai dengan prakonsepsinya.
Tinjauan filosofis, psikologi kognitif, psikologi sosial, dan teori sains sepakat menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan                (Dole & Sinatra, 1998). Siswa sendiri yang melakukan perubahan tentang pengetahuannya.
Peran guru dalam pembelajaran adalah sebagai fasilitator, mediator, dan pembimbing. Jadi guru hanya dapat membantu proses perubahan pengetahuan di kepala siswa melalui perannya me-nyiapkan scaffolding dan guiding, sehingga siswa dapat mencapai tingkatan pemahaman yang lebih sempurna dibandingkan dengan pengetahuan sebelumnya.
 
“ Guru menyiapkan tanggga yang efektif, tetapi siswa sendiri yang memanjat melalui tangga tersebut untuk mencapai pemahaman yang lebih dalam .”

Berdasarkan paradigma konstruktivisme tentang belajar tersebut, maka prinsip media mediated instruction menempati posisi cukup strategis dalam rangka mewujudkan ivent belajar secara optimal. Ivent belajar yang optimal merupakan salah satu indicator untuk mewujudkan hasil belajar peserta didik yang optimal pula. Hasil belajar yang optimal juga merupakan salah satu cerminan hasil pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas memerlukan sumber daya guru yang mampu dan siap berperan secara profesional dalam lingkungan sekolah dan masyarakat (Heinich et.al., 2002; Ibrahim, 1997; Ibrahim et.al., 2001).
Dalam era perkembangan Iptek yang begitu pesat dewasa ini, profesionalisme guru tidak cukup hanya dengan kemampuan membelajarkan siswa, tetapi juga harus mampu mengelola informasi dan lingkungan untuk memfasilitasi kegiatan belajar siswa (Ibrahim, et.al., 2001). Konsep lingkungan meliputi tempat belajar, metode, media, sistem penilaian, serta sarana dan prasarana yang diperlukan untuk mengemas pembelajaran dan mengatur bimbingan belajar sehingga memudahkan siswa belajar.
Dampak perkembangan Iptek terhadap proses pembelajaran adalah diperkayanya sumber dan media pembelajaran, seperti buku teks, modul, overhead transparansi, film, video, televisi, slide, hypertext, web, dan sebagainya. Guru profesional dituntut mampu memilih dan menggunakan berbagai jenis media pembelajaran yang ada di sekitarnya.
Materi ajar berikutnya akan  mendalami  mengenai arti, posisi, dan fungsi media pembelajaran; landasan penggunaan media pembelajaran; perangkat dan klasifikasi media pembelajaran; dan karakteristik media pembelajaran dua dan tiga dimensi. Ringkasan ini diharapkan dapat berperan sebagai salah satu pendukung bagi para guru untuk menuju pemenuhan tuntutan profesionalisme.
Drag and drop me 
Sampai jumpa pada pertemuan berikutnya !


Click here to add cool Smileys to this website for FREE!